Dimuat dalam Majalah Wanita Sarinah
Nomor 252 tanggal 18 – 31 Mei 1992
Bonus Novelet
PERISTIWA YANG DAHSYAT
Pembaca yang budiman,
sekarang aku lanjutkan lagi cerita cintaku sebelum berumah tangga dengan Asih.
Sejak aku memutuskan
untuk tidak datang menghadiri pesta ulang tahun itu, kian terasa mengental saja
kerinduanku pada Asih. Aku tidak pernah datang lagi ke rumahnya dan begitu pula
ia. Asih mulai kusingkirkan dengan cara yang lebih keji lagi: aku gonta-ganti
teman kencan. Toh, untuk apa memikirkan seseorang yang tidak mungkin lagi untuk
dicintai? Sampai akhirnya Asih muncul di rumah kontrakanku.
"Kau pengecut! Banci!" teriaknya histeris. "Kau bukan laki-laki! Ayo pakai rok,
kebaya, konde, kutang! Kau lebih pantas jadi—."