Menampung Kata

dan kau mencucurkan kata dengan
seribu emosi yang tak lagi bernaluri

Apalagikah pinta menyulitkan nafas
membelenggu butir oksigen
dalam darah selain merasa benar dan agung
dengan teriakan kebohongan dalam mukamu
yang telah jadi hitam
 
airmata menjelajela menguntai. meratapkan
ketakpercayaan pada perselingkuhan tiga hari
amat singkat untuk berubah, tie
apapun bentuk percintaan yang diagungkan
bahkan, di ketika aku menyemangati impimu

dan kau mencucurkan kata dalam
kepastian perselingkuhan

1995

Harian Haluan, 26 Desember 1995

Betapa Sulitnya


keruntuhan beruntun kebanggaan adalah
hikayat kematian itu sendiri. tersimpuh
di pintu makam, katakata memaksa mengungkai
yang telah bersatu dengan nafas dan jantung

kebeningan dan kesahajaan telah dilemparkan
pada belantara, tergadai dalam dekap
helaihelai daun berpelepah panjang
pada suatu hari yang penuh angin lembab
dan kaupun teriakkan "Kodrat!"
kambinghitamkan suratan Ilahi
seberapa besar iman-setiamu, efri
bahkan ketika aku memaklumi dongenganmu

1995

Harian Haluan, 26 Desember 1995

Hikayat Kepasrahan


bahwa lukaluka telah dipersembahkan
digariskan di atas sebidang kesetiaan
dan penungguan. kau tahu itu
bahwa dari shalat dan dzikir
dzikir aku ikrarkan pada llahi

sebegitupun, hakikat kepalsuan
meredam tubuhmu, mendansakan perasaan
sebagai tarian amoria imitasi
berbangkaikan lalatlalat anyir
berjubah keagungan masa lalu
dan, sebegitupun, aku memahfumimu
sebagai kelanjutan tonilmu 

1995

Harian Haluan, 26 Desember 1995

Malam Ini


angin mendesau di pucuk pinus, menjelang malam
tak ada jelmaan cahaya yang melingkari hidup
matahari serupa genderang terbuang sayang
orang-orang mempergilirkan nafsu
pada embun semua tersungkur, mencium tanah
keringat mengalir serupa sungai yang besar
menunggu muara berombak, menautkan
keperkasaan dan dengus keliaran
merayapi dinding malam
menyaksikan embun yang turun yang sepi

matahari serupa genderang terbuang sayang
mengekalkan malam tak berpunya pagi: sepertinya
menjilati nurani, mengikis cinta
kasih dan kemanusiaan

1989

Tidak ada komentar: