(dari Palasik - Jelaga Bola Langit)
Kita hendak menitipkan rindu pada gerbong kereta
waktu yang tertatih-tatih
Ialu kita tunggu kemesraan dari bebatangan rel sejajar
dan kita makamkan hasrat
Langit yang murung dan penuh dengan burung-burung
kita tatapi dengan kesangsian
Kerumunan massa menghadang segalanya. Luruh
Sepotong bulan pucat putih, menyetubuhi mata
nan takjub pada perlakuan semesta
Sembari menunggu kereta sampai
kita belah bulan menjadi lempengan
menyerakkannya di ranjang persetubuhan
antara dendam dan kebencian
deru angin teriakkan hasrat
tungkai hujan tusukkan nafsu
dalam dendam berakar
"cinta menyerpih dan ketulusan terbelah"
1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar