Mencemasi yang Tersisa

-- kepada We

di paviliun rumah sakit ini hujan menyentuh lagi
anak rambutku yang melepuh terpanggang matahari
di balik tirainya matamu menyenyumi kekikukanku
yang masih menuntun lukaluka 
berjalan beriringan ke pintu hampa

di paviliun rumah sakit ini malam melenggang
dalam harapan tersia-sia
menampung senyummu yang asing
atau membiarkan hujan menutupi poripori

dalam duka keluarga yang panjang
tengah hari bersahaja usai pemakaman
kutampung lagi kepasrahan semua mata
kau ada dalam mengajimu yang baru selesai

dan aku pun masuk ke ruang yang dicemaskan
tempat aku tak lagi melihatmu
hanya inikah hidup dijalani
untuk kembali matahari melepuhkan
sedang hujan hanya ada pada matamu

izinkan aku berkirim sajak
agar hujanmu tak dipayungi kesunyianku  

1996


Harian Haluan, 13 Februari 1996

Tidak ada komentar: