Perempuan Bertasbih Panjang

kepada Ibunda

Angin yang membiuh, meratap menusuk-sampai, jauh
terderai kesangsian, terlerai dari kesepian
langkah awal dibentuk dalam rahimmu
Yakin ditumpuk-tumpuk, jadi pilar geliat hidup
"Kesangsian telah kujawab, Bunda."

Butir keringat yang ngalir di pori
dari bayi hingga hidup diberi arti
Mendesak air mata, jauh ke sumsum
Menyatu membentuk temali: tasbih panjang
tempat kasih dan sayang dikirimkan, mengabadi

Usia kanakku adalah bocah yang bergayut
di rambut legam berbalut kerudung
Merayapi waktu, menyelami laut amis darah
berkirim keselamatan dengan kereta-kereta doa
sampai suatu ketika
melepas bocah-bocahmu yang tak lagi kanak manja
"Berapa jumlah terima kasih mampu membalasnya?"

Dengan rambut yang telah keperakan
di atas sajadah waktu yang tiada batas akhir
Ibunda berkirim kesejahteraan lewat dedoa abadi
Betapa aku ingin meraba jemari yang lelah
mengais bukit menimbun lurah
Memaknai hari dengan semangat dan pasrah
Betapa aku rindu menghitung tasbih panjangmu  

Bukittinggi, 1992

Tidak ada komentar: