- buat M di Purwokerto
cinta hanya impian di waktu tidur; sebuah lamunan indah di tengah hari yang kian lapuk (?) hidup toh tak hanya nyanyian matahari yang menembangkan tentang kemurkaan atau nyanyian rembulan dan gemintang yang lantunkan tentang keindahan!
langit yang runtuh di ujung sepi, membawa nyanyian luka mengusungnya sampai jauh ke balik langit yang koyak.
Dik, adakah kotamu menggigil di jung pagi, bagai aku yang terkapar beku dibawa embun?
kini kutahu ada namamu yang baru terusung di boks surat lari dari kenyataan akan sebuah kejujuran: atau bagimu ini hanyalah tonil di subuh-subuh? begitukah...
aku tak pernah hendak bertanya ke burung atau ke rumput bagai dalam nyanyian cengeng anak manusia. tiada yang lebih baik dari menyepi di ujung malam yang kian kelam dalam terbakarnya!
seharusnya aku tidak bertanya lagi sebab kasih hanya ada dalam janji semu di ujung jalan, depan gedung dewan yang kosong, dalam gerimis di halte samping
November 1991
Harian Singgalang, 15 Desember 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar